SINTESIS
PROTEIN
Gen bersama rangkaian DNA-nya mempengaruhi
sifat makhluk hidup. Bagaimana itu bisa terjadi? Jawaban singkat dari
pertanyaan tersebut adalah karena DNA dapat mengendalikan sintesis protein.
Mengapa sintesis protein sangat penting?
Pada tingkat biokimia, protein
sangatlah penting. Protein merupakan pembentuk sel, bagian dari molekul-molekul
dan enzim. Enzim yang sebagian besar terbuat dari protein bertanggung jawab
bagi pembentukan hampir semua makromolekul (molekul besar) pada sel. Sintesis protein sendiri adalah proses
pembentukan protein dari monomer peptida yang diatur susunannya oleh kode
genetik. Dibawah ini merupakan bagan mengenai sintesis protein :
Seperti yang terlihat dari bagan, bahwa sintesis
protein terjadi melalui dua tahap, yaitu transkripsi dan translasi.
Proses sintesis protein juga dibantu oleh asam nukleat lain, yakni RNA
(ribonucleic acid).
1.
RNA (Ribonucleic Acid)
Selain DNA, di dalam sel prokariotik
dan eukariotik terdapat asam nukleat lain yang disebut RNA. RNA adalah polimer
ribonukleotida. Susunan RNA terdiri ats gugus fosfat, gula pentosa, dan basa
nitrogen. Pada RNA terdapat pita, pita tersebut dapat berbentuk pita tunggal
atau pita ganda tidak berpilin. Terdapat beberapa perbedaan pada RNA dan DNA, yakni
:
Tabel Perbedaan
antara DNA dan RNA
Pembeda
|
DNA
|
RNA
|
·
Letak
·
Bentuk Pita
·
Fungsi
·
Basa nitrogen
·
Gula
|
Di dalam nukleus, plastida, mitokondria
Double Helix
Pengendali faktor keturunan dan sintesis RNA
Purin (adenin dan guanin)
Pirimidin (timin dan sitosin)
Deoksiribosa
|
Di dalam nukleus, sitoplasma, matriks, plastida dan ribosom
Tunggal, ganda tak berpilin
Berperan dalam aktivitas sintesis protein
Purin (adenin dan guanin)
Pirimidin (Urasil dan sitosin)
Ribosa
|
Berdasarkan sifatnya, RNA dapat dibedakan
menjadi RNA genetik dan RNA nongenetik. RNA genetik umumnya terdapat pada virus
dan berfungsi layaknya DNA bagi virus, bertanggung jawab dalam membawa unsur
genetik (genom virus). Adapun RNA nongenetik tidak berfungsi
layaknya DNA. Mahkluk hidup umumnya memiliki DNA maupun RNA.
Berdasarkan letak dan fungsinya dalam sintesis
protein, RNA dibedakan atas messenger RNA (mRNA), transfer RNA (tRNA), dan
ribosom RNA (rRNA).
- Messenger RNA (mRNA) atau
disebut juga RNA duta, merupakan RNA terbesar dan terpanjang. RNA ini
membentuk pita panjang dan berfungsi sebagai pola cetakan pembentuk
polipeptida. Oleh karena itu, RNA ini disebut juga kodon karena merupakan
hasil transkripsi DNA di dalam inti sel.
- Transfer RNA (tRNA) merupakan
RNA pendek yang bertindak sebagai penerjemah kodon dari mRNA sehingga
disebut juga antikodon. RNA ini berfungsi juga mengikat asam-asam amino
yang akan disusun menjadi pita polipeptida di ribosom. Pada RNA-t
terdapat bagian yang berfungsi sebagai antikodon yang berhubungan dengan
kodon bagian lain yang berfungsi mengikat asam amino.
- Ribosom RNA (rRNA) merupakan
RNA yang terdapat di dalam ribosom. RNA ini berupa pita tunggal tidak
bercabang dan fleksibel. Hingga kini fungsi rRNA belum banyak diketahui,
namun diduga berkaitan dengan sintesis protein.
2. Mekanisme Sintesis Protein
Seperti yang telah Anda ketahui, DNA
menentukan sifat makhluk hidup. DNA menentukan urutan asam amino pada setiap
protein yang disintesis. Proses sintesis protein adalah proses yang kompleks.
Dalam proses tersebut diperlukan 20 macam asam amino; mRNA dan tRNA sebagai
pelaksana; ATP sebagai sumber energi; enzim RNA polimerase.
Secara garis besar, sintesis protein dilakukan melalui
dua tahap, yaitu tahap transkripsi dan tahap translasi.
a. TRANSKRIPSI
Proses transkripsi, sesuai namanya
merupakan proses pencetakan atau penulisan ulang DNA ke dalam mRNA. Proses ini
terjadi di dalam nukleus.
Pada tahap ini, setiap basa nitrogen
DNA dikodekan ke dalam basa nitrogen RNA. Misalnya, jika urutan basa nitrogen
DNA adalah ACG TAG CTA, maka urutan mRNA hasil transkripsi adalah UGC AUC GAU. Dibawah
ini merupakan contoh
transkripsi urutan basa nitrogen DNA ke dalam mRNA :
Tahap transkripsi dapat dibagi lagi menjadi tiga
tahap, yaitu iniasi, elongasi, dan terminasi.
1) Inisiasi
Tahap ini diawali oleh melekatnya enzim RNA polimerase
pada pita DNA pada titik awal. Pita DNA akan terbuka, akibatnya basa nitrogen
pada pita tersebut menjadi bebas. Basa nitrogen pada salah satu pita tersebut
akan menjadi cetakan mRNA. Pita DNA ini disebut juga pita bermakna atau
sense. Adapun pita yang tidak ditranskripsi disebut pita tak bermakna
atau antisense. Enzim RNA polimerase mulai menyintesis RNA dari titik
awal pita.
2) Elongasi (pemanjangan)
Enzim RNA polimerase akan terus membentuk mRNA hingga
terbentuk pita mRNA. Pita mRNA ini akan terus memanjang. Oleh karena itu, tahap
ini disebut tahap elongasi atau pemanjangan.
3) Terminasi
Pada saat enzim RNA polimerase sampai pada tempat
pemberhentian (terminal site) DNA, transkripsi akan terhenti. Setelah itu, mRNA
dibebaskan dan RNA polimerase terlepas dari DNA. DNA akan kembali seperti
bentuknya semula. Hasil dari transkripsi, yakni mRNA selanjutnya akan keluar
dari inti sel melalui membran inti menuju sitoplasma.
b. TRANSLASI
Tahap translasi adalah tahap
penerjemahan kode mRNA oleh tRNA ke dalam urutan asam amino. Tahap ini terjadi
di dalam sitoplasma dengan bantuan ribosom. Ribosom merupakan salah satu
organel dalam sitoplasma yang berperan dalam sintesis protein. Ribosom terdiri
atas dua bagian, yaitu ada sub unit besar dan sub unit kecil . Ribosom
mengandung protein dan rRNA.
Subunit besar dan subunit kecil pada ribosom
Proses
Pembentukan mRNA
Tahap translasi mirip tahap
transkripsi. Keduanya menggunakan enzim untuk membuat rantai polimer
polinukleotida pada transkripsi dan polipeptida pada translasi. Pada proses
translasi juga terjadi tahap inisiasi, elongasi, dan terminasi.
Pada tahap translasi kode genetik
atau kodon dari mRNA diterjemahkan menjadi rangkaian asam amino. Apakah kodon
itu? Kodon merupakan urutan tiga basa nitrogen pada mRNA. Setiap urutan tiga
basa tersebut memiliki arti khusus yang dapat diterjemahkan dalam proses
translasi. Urutan tiga basa tersebut dikenal sebagai triplet. Misalnya,
AUG, AAA, UCA, dan UUA.
Kodon pada mRNA dikenali oleh
antikodon pada tRNA. Jika urutan triplet pada mRNA adalah AUG AAA UCA UUA maka
urutan antikodonya adalah UAC UUU AGU AAU. Triplet antikodon terletak pada
salah satu sisi tRNA. Pada sisi yang lain, tRNA membawa asam amino yang sesuai
dengan pesanan kodon.
(a) Letak
sisi antikodon dan tempat melekatnya asam amino pada tRNA. (b) Struktur tiga dimensi tRNA.
Dari 64 macam triplet kodon,
terdapat 61 macam yang dapat mengodekan 20 macam asam amino. Akibatnya,
terdapat beberapa asam amino yang dapat dikodekan oleh lebih dari satu triplet
atau disebut juga kodon sinonim. Tiga triplet lainnya tidak mengodekan asam amino,
tetapi berfungsi sebagai kodon stop , triplet yang memerintahkan
penghentian proses translasi. Selain kodon stop, terdapat juga kodon start yang
memerintahkan dimulainya proses translasi, yaitu kodon AUG dan berfungsi juga
sebagai pengode asam amino metionin. Agar lebih memahami mengenai kode genetik,
perhatikan tabel dibawah ini !
Translasi dimulai ketika mRNA dan
tRNA inisiator berikatan dengan ribosom subunit kecil. Molekul tRNA inisiator
merupakan molekul yang membawa asam amino pertama dan merupakan komplemen kodon
AUG (kodon start). Biasanya membawa asam amino metionin. Antikodon pada
tRNA inisiator adalah UAC. Setelah itu, ribosom subunit besar berikatan dengan
ribosom subunit kecil. Fase inisiasi ini sempurna setelah terbentuknya ribosom
yang fungsional.
Tahap
Inisiasi Pada Translasi
Elongasi terjadi setelah tRNA kedua
berikatan dengan kodon selanjutnya setelah kodon start. Misalnya, kodon lain
setelah kodon start adalah GUC, maka akan berikatan dengan antikodon tRNA CAG
yang membawa asam amino valin. Kedua asam amino, metionin dan valin, akan
berikatan dengan bantuan enzim peptidil transferase.
Setelah metionin dan valin
berikatan, tRNAmet yang awalnya membawa metionin, dilepaskan dari ribosom.
Kemudian, ribosom bergerak pada molekul mRNA sepanjang satu kodon. Pergerakan
ini membuat tRNAval bergerak ke tempat yang ditinggalkan tRNAmet . Molekul tRNA
ketiga, kemudian berikatan dengan kodon mRNA ketiga dan membawa asam amino
lainnya. Proses elongasi ini terus mengikatkan asam amino hingga terbentuk
rantai polipeptida.
Langkah
Elongasi Pada Translasi
Translasi terhenti ketika ribosom
mencapai kodon stop pada mRNA. Kodon stop tidak berikatan dengan tRNA,
namun ia berikatan dengan protein khusus yang disebut release factors (faktor pelepas).
Faktor pelepas menghentikan translasi dan menghidrolisis ikatan antara asam
amino terakhir pada rantai polipeptida baru dan tRNA-nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar